Bali Diterjang Banjir, Korban Jiwa Terus Bertambah dan Warga Alami Trauma
.jpeg)
Siberkil.com - Pulau Dewata, Bali, diterpa musibah banjir besar yang memicu status tanggap darurat bencana di sejumlah wilayah. Hujan deras yang mengguyur Bali sejak Rabu, 10 September, mengakibatkan bencana hidrometeorologi yang meluas, tak hanya banjir tetapi juga tanah longsor.
Menurut data terbaru dari BPBD Provinsi Bali per Selasa, 16 September, jumlah korban jiwa akibat bencana ini mencapai 18 orang, sementara empat orang lainnya masih dalam pencarian. Angka ini terus meningkat dari laporan sebelumnya, menunjukkan parahnya dampak bencana. Korban jiwa ditemukan di berbagai lokasi, termasuk Denpasar, Jembrana, Gianyar, dan Badung. Tim SAR gabungan masih terus berupaya keras menemukan korban yang hilang di tengah puing-puing dan material longsor.
Dampak yang ditimbulkan sangat signifikan. Di samping korban jiwa, banjir menyebabkan ratusan rumah terendam, bahkan puluhan di antaranya hanyut atau rusak berat. Infrastruktur vital juga lumpuh total. Jalan-jalan utama, termasuk jalur Denpasar-Gilimanuk, terputus akibat genangan air setinggi dada orang dewasa. Jembatan dan ratusan kios di Pasar Badung dan Pasar Kumbasari juga dilaporkan rusak parah. Kerugian materiil diperkirakan mencapai miliaran rupiah.
Salah satu wilayah yang paling terdampak adalah Denpasar dan sekitarnya, serta Kabupaten Badung, Jembrana, dan Gianyar. Luapan sungai-sungai utama, seperti Tukad Badung, menjadi penyebab utama banjir. Di kawasan Canggu dan Berawa, Badung, banjir kembali merendam permukiman dan jalan setelah luapan sungai meluap. Warga yang terdampak mengaku trauma, terutama mereka yang rumahnya pernah terendam hingga lantai dua pada banjir sebelumnya.
Penyebab bencana ini bukan hanya curah hujan ekstrem yang mencapai kategori sangat berbahaya, tetapi juga diperparah oleh kondisi lingkungan. Kementerian Lingkungan Hidup dan Menteri Pekerjaan Umum mengungkapkan bahwa alih fungsi lahan di daerah hulu dan menyempitnya aliran sungai menjadi biang kerok banjir. Sistem drainase yang tidak memadai dan tersumbatnya saluran air oleh sampah juga memperburuk genangan.
Pemerintah Provinsi Bali telah menetapkan status tanggap darurat selama satu minggu dan berkoordinasi dengan BNPB untuk penanganan bencana. Bantuan logistik, seperti sembako, selimut, dan tenda, telah disalurkan kepada warga yang mengungsi. Tim gabungan dari berbagai instansi, termasuk TNI, Polri, Basarnas, dan relawan, diterjunkan untuk proses evakuasi, pembersihan, dan distribusi bantuan.
Selain penanganan darurat, upaya mitigasi jangka panjang juga mulai digencarkan. Pemerintah daerah berencana mengevaluasi tata ruang, melarang izin baru untuk pembangunan di lahan produktif, dan melakukan reforestasi di daerah hulu. Sektor pariwisata juga diharapkan kembali pada ekosistem yang seimbang. Pihak berwenang juga mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi bencana susulan dan menjaga kebersihan lingkungan, terutama saluran air, untuk mengurangi risiko banjir di masa mendatang.
Post a Comment for "Bali Diterjang Banjir, Korban Jiwa Terus Bertambah dan Warga Alami Trauma"