Puncaki Kenduri Bungah Di Lemah Gemplah, Elly D Luthan Sajikan Fragmen Tari Menjaga Api Pawonku Pawonmu
Ponorogo, Siberkil.com – Dapur (Pawon)
menjadi muara dari sumber kehidupan di rumah. Ketika persediaan bahan makanan
di ruang paling belakang itu aman, maka aman pula kehidupan seisi rumah. Nyalanya
perapian menjadi keharusan bagi setiap penghuninya untuk menjaganya. Karenanya,
dapur harus tetap ngebul. Pesan itu
disampaikan Elly D. Luthan dalam fragmen tari bertajuk Pawonku Pawonmu.
Jumat
malam (26/7), tarian itu memberi energi tersendiri yang cukup kuat dalam
Kenduri Bungah Desa Bedingin, Sambit tahun ini. Elly mengatakan, Pawon memiliki semua unsur
yang dibutuhkan agar manusia dapat bertahan hidup. ‘’Air, api, semua di situ.
Bagi kami, pawon itu sumber kehidupan. Di dalamnya
juga ada sosok perempuan yang sangat penting dalam setiap prosesnya,’’ tuturnya.
Elly sendiri yang mengarahkan cerita dalam tari yang menjadi pemungkas kenduri. Menampilkan tarian malam hari di alam terbuka tentu harus dilandasi persiapan matang. Bukan perkara sulit bagi penata tari yang tak asing lagi di seni pertunjukan ini. ‘’Bagaimana proses kehidupan terus berjalan, dengan harapan api di pawon tidak pernah padam. Itulah yang memberi kehidupan bagi generasi ke generasi,’’ ungkap penerima Anugerah Kebudayaan dan Maestro Seni Tradisi 2014 ini.
Bagi
kebanyakan orang, sosok Elly paling diingat saat memerankan nenek dalam film remake Pengabdi
Setan, arahan sineas kondang Joko Anwar. Seolah berjodoh dengan
Bedingin, ramadan lalu Elly ditawari berkolaborasi menggarap Kenduri Bungah.
‘’Buat saya (Kenduri Bungah) ini peristiwa luar biasa. Konsep dibahas sejak
Lebaran, tapi persiapan secara fisik baru tiga hari lalu,’’ ujarnya.
Elly juga
menyingung soal isu lingkungan dalam pementasan epik di Lemah Gemplah itu.
‘’Saya hanya ingin mengingatkan kembali, kita hidup dari dalam. Kewajiban kita
adalah memeliharanya,’’ tutur Elly.
Dalam
pementasan ini, Joko Porong bertindak sebagai komposer. Sementara tata artistik
panggung dan pencahayaan ditangani Sugeng Yeah. Seniman yang terlibat tak hanya
dari Ponorogo, juga berbagai daerah lain. ‘’Seniman yang datang dari Surakarta,
Manado, Lampung, Banjarnegara, Jakarta. Semua berdatangan dan tiba-tiba kami
serta warga Bedingin menjadi saudara. Ini ibadah yang mengalir begitu saja,’’ pungkasnya.
Marjuki, Kepala Desa Bedingin mengungkapkan, event Kenduri Bungah kali ini mengusung tema Pawonku Pawonmu. Perhelatan bersih desa ini pun telah digelar berturut ketujuh kalinya. Sebelum dipungkasi dengan fragmen tari karya Elly, Kenduri Bungah diisi serangkaian acara. Bupati Ipong Muchlissoni pun terlihat hadir dan terpukau. ‘’Kenduri Bungah ini kelasnya internasional. Kami semua dibuat terpukau. Ini membuktikan bahwa Ponorogo memiliki banyak seniman dan budayawan yang hebat,’’ ungkapnya.
Selain para anggota
Forpimka, acara tersebut juga dihadiri oleh Bupati dan Kepala Dinas Pariwisata
Kabupaten Ponorogo, Lilik Slamet Raharjo. Ia sangat mengapresiasi dan juga
memberikan dukungan.
Marjuki berharap,
kegiatan ini akan terus berkembang dan menjadi tujuan wisata yang aman dan
menyenangkan. Tak hanya untuk warga Bedingin, Ponorogo atau Indonesia, tapi
juga untuk wisatawan asing yang memang secara tidak diduga banyak yang datang.
Post a Comment for "Puncaki Kenduri Bungah Di Lemah Gemplah, Elly D Luthan Sajikan Fragmen Tari Menjaga Api Pawonku Pawonmu"