Menkeu Purbaya Siapkan Anggaran 2026 untuk Stabilitas Fiskal, Fokus Gerakkan Ekonomi Riil

Siberkil.com - JAKARTA – Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa, menegaskan komitmennya untuk memastikan anggaran Kementerian Keuangan (Kemenkeu) tahun 2026 berfokus pada stabilitas fiskal dan penciptaan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Penegasan ini disampaikan Purbaya dalam rapat kerja dengan Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, di mana ia memaparkan strategi dan alokasi anggaran yang akan dijalankan di bawah kepemimpinannya.
Dalam paparannya, Purbaya menekankan pentingnya menjaga kesehatan APBN di tengah dinamika ekonomi global. Ia berjanji akan melanjutkan kebijakan fiskal yang telah berjalan dengan baik, sambil melakukan optimalisasi di berbagai sektor untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas belanja negara. "Pendekatan saya tidak akan mengobrak-abrik apa yang sudah ada, tetapi mengoptimalkan sistem yang sudah terbangun. Tidak perlu ada tonggak baru hanya demi membuat tonggak," ujar Purbaya, mengisyaratkan adanya kesinambungan dari kebijakan menteri sebelumnya.
Salah satu langkah strategis terbaru yang diumumkan Purbaya adalah penerbitan aturan penempatan dana pemerintah sebesar Rp200 triliun di sejumlah bank umum, khususnya Himpunan Bank Milik Negara (Himbara). Kebijakan ini bertujuan untuk mendorong percepatan penyaluran kredit ke sektor riil, yang diharapkan mampu menggerakkan roda perekonomian dari bawah.
Menkeu Gelontorkan Rp200 Triliun, Dirut Bank Justru "Pusing"
Dalam sebuah pernyataan yang menarik perhatian publik, Purbaya menceritakan pengalamannya saat berdiskusi dengan para direktur utama bank-bank BUMN terkait penempatan dana tersebut. Ia mengungkapkan bahwa respons awal dari perbankan terkesan ragu, di mana ada yang hanya sanggup menyerap Rp7 triliun. "Saya bilang, 'enak aja, kasih sana semua.' Biar mereka yang mikir," kata Purbaya, sambil tersenyum.
Pernyataan ini bukan sekadar anekdot, melainkan cerminan dari tantangan yang dihadapi pemerintah dalam mengoptimalkan likuiditas di sektor perbankan untuk dialirkan ke dunia usaha. Purbaya menjelaskan, dengan "mengguyur" dana besar, ia berharap perbankan tidak lagi "perang bunga" dan sebaliknya, dapat menurunkan suku bunga pinjaman maupun deposito. Hal ini, menurutnya, akan berdampak positif pada percepatan pergerakan ekonomi.
Ia optimistis, penempatan dana ini akan menjadi solusi win-win. Jika perbankan berhasil menyalurkan dana tersebut sebagai kredit, maka ekonomi akan tumbuh lebih cepat. Sebaliknya, jika belum tersalurkan, dana tersebut bisa digunakan untuk program-program pemerintah lainnya. Purbaya juga memastikan bahwa penarikan dana ini dari Bank Indonesia tidak akan mengganggu kondisi keuangan negara, karena cadangan pemerintah di bank sentral jauh lebih besar.
Dalami Dugaan Permainan Cukai Rokok untuk Peningkatan Penerimaan Negara
Selain itu, Purbaya juga menyoroti isu internal di Kemenkeu, termasuk dugaan adanya permainan dan pemalsuan cukai rokok. Ia menegaskan, pihaknya sedang mendalami masalah ini. Purbaya menilai, daripada terus menaikkan tarif cukai yang berpotensi menekan industri, pemerintah harus fokus pada pengawasan yang lebih ketat untuk menindak rokok ilegal. Pengawasan yang efektif dinilai sebagai cara yang lebih ampuh untuk meningkatkan penerimaan negara tanpa membebani pelaku industri.
Secara keseluruhan, awal kepemimpinan Purbaya Yudhi Sadewa sebagai Menteri Keuangan diwarnai dengan langkah-langkah yang menunjukkan kontinuitas kebijakan fiskal, namun juga keberanian dalam mengambil keputusan untuk menggerakkan sektor riil. Dengan latar belakang sebagai ekonom, Purbaya kini mengemban harapan besar untuk menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia di era Kabinet Merah Putih.
Post a Comment for "Menkeu Purbaya Siapkan Anggaran 2026 untuk Stabilitas Fiskal, Fokus Gerakkan Ekonomi Riil"